Rabu, 06 Februari 2019

BAB 10 Buku Saifuddin Ibrahim Dialog Kristen Islam Saifuddin Ibrahim vs Insan Mokoginta Bab 10 Al-Quran Mengubah Alkitab6

Bab Sepuluh
AL-QUR'AN MENGUBAH ALKITAB



Dalam bab ini kita akan melihat beberapa kesalahan Al-Qur'an dari berbagai segi. Tidak semua
kesalahan dibahas dan hanya beberapa saja yang dapat ditulis dalam buku ini. Umat Muslim
sangat bangga dengan kebenaran Al-Qur'an yang mereka yakini sebagai kitab yang tidak
tertandingi.
Al-Qur'an menyatakan sayembara bahwa tidak ada seorang pun yang dapat
meniru, melampaui, dan menyaingi kehebatan Al-Qur'an, walaupun semua orang tolong-
menolong untuk menciptakan semisal Al-Qur'an. Bahkan jikalau jin kut lomba membuat Al-
Qur'an sekalipun, tetap tidak bisa!
"Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain” (QS 17:88)
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-
perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir" (QS 59:21)
"Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami,
 buatlah satu surat yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
 jika kamu orang-orang yang benar" (QS 2:23)
Namun dengan berjalannya waktu dan semakin majunya ilmu pengetahuan, semakin nampak
pula bahwa Al-Qur'an tidak tahan uji.
Untuk menutup keraguan umat, Muhammad dan pengikutnya mencari sasaran musuh
 bersama, yaitu menuduh bahwa Alkitab telah dipalsukan. Hal ini berimbas sampai pada
keyakinan bahwa seluruh ajaran Alkitab yang diikuti oleh umat Yahudi dan Nasrani menjadi
sesat. Umat Islam yakin bahwa Alkitab telah diubah oleh tangan² mereka karena isinya tidak
sesuai dengan Al-Qur'an.
Muslim lupa bahwa sebagian orang² di zaman Muhammad telah mempelajari Alkitab dan
mendapatkan terang dari Alkitab. Pendeta Waraqah bin Naufal, Khadijah (istri Muhammad),
dan suami pertama Khadijah adalah orang² yang mengetahui bahwa Alkitab dan tidak
menuduh Alkitab dipalsukan. Tetapi mengapa begitu mereka meninggal dan setelah
Muhammad tinggal di Medinah, dia menjadi benci dengan Alkitab?
Kisah Abraham Dijungkirbalikkan
Semua letak geografis di mana Abraham dulu berada telah dirubah posisinya menjadi di tanah
Arab dalam Al-Qur'an. Anda akan melihat bagaimana Al-Qur'an meyakinkan Muslim dan
menyesatkan mereka dengan kisah yang tidak masuk akal. Muhammad mendapat posisi
strategis melalui kisah Abraham.
"Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-
sama dengan dia; Abram berumur m tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang
didapat p mereka dan orang-orang q yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke
tanah Kanaan, lalu sampai di situ. Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat
dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu"
(Kejadian 12:4-6).
Dari Haran mereka masuk ke tanah Kanaah, dekat Sikhem, di mana Tuhan berbicara dengan
menampakkan diriNya kepada Abram. Dan Abram membuat mezbah di situ. Lalu Abram
 berpindah ke dekat Betel dimana dia mendirikan mezbah bagi keluarga dan keturunannya.
Mustahil mezbah didirikan untuk pertama kalinya di Mekah seperti yang dinyatakan di Al-
Qur'an. Bahkan menurut Islam sendiri, Tuhan tidak pernah muncul dan menampakkan diriNya
di Mekah kepada nabi manapun, termasuk Muhammad.
Masa kelaparan melanda negeri di mana Abraham tinggal sehingga dia pergi menuju Mesir
untuk tinggal sebagai orang asing. Setelah itu Abraham kembali ke Kanaan, di mana Tuhan
 berkata padanya: "Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab
kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan
menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah
mezbah di situ bagi TUHAN" (Kejadian 13:17-18).
Sangat lucu kalau tiba² tanpa bukti apapun, Al-Qur'an menyatakan bahwa Baitullah di Mekah
adalah mezbah yang pertama di dunia yang dibangun oleh Abraham dan Ismael.
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia"
(QS 3:96). Dengan ayat ini, Muhammad mengatakan bahwa Abraham tidak pernah beribadah
dan tinggal puluhan tahun di Kanaan.
Abraham sangat cinta Tuhan dan berhubungan erat dengan Tuhan. Mereka bercakap-cakap
dengan intim sebagai sahabat. "Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan
Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan
yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu. Lagi kata Abram: "Engkau tidak
memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.""
(Kejadian 15:2-3).
Abraham tidak pernah pergi ke Mekkah dan tidak ditemukan bukti bahwa dia pernah ke tanah
Arab.
Karena Sara mandul, maka dia meminta Abraham untuk mengambil Hagar, budak Sara yang
diberikan Firaun ketika di Mesir, untuk menjadi istrinya sehingga memberikan keturunan.
"Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu bahwa ia
mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu" (Kejadian 16:4). Hagar
memandang rendah tuannya.
"Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung
 jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa
ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; Tuhan kiranya yang menjadi Hakim antara
aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai: “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu;
perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari
meninggalkannya." (Kejadian 16:6). Tetapi malaikat memerintahkan Hagar untuk kembali pada
Sarai, nyonyanya itu.
Apa yang kita lihat dalam pasal² awal Taurat ini? Hagar dan keturunannya hanya mendapat
hadiah saja, dan tidak mendapat warisan. Mereka bukanlah ahli waris dari kekayaan apalagi
kenabian Abraham. "Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, 6tetapi kepada
anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian
ia menyuruh mereka -- masih pada waktu ia hidup -- meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi
ke sebelah timur, ke Tanah Timur" (Kejadian 25:5). Hagar menjadi sombong dan melawan
dengan cara memandang rendah nyonyanya sendiri. Sifat itu lalu menurun pada keturunannya
dari jaman dahulu sampai sekarang.
Tiga belas tahun kemudian, lahirlah Ishak. Saat itu, Abraham berumur 99 tahun dan Sara
 berumur 90 tahun. Kisahnya berlanjut: "Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba
perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-
sama dengan anakku Ishak.” Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: “Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan
 budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau
mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak"
(Kejadian 21:10-12). Abraham menuruti permintaan Sara untuk mengusir Hagar dan Ismael
karena Tuhan juga berkata begitu, meskipun hati Abraham sebal. Abraham taat pada Tuhan.
"Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya
kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah
perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba"
(Kejadian 21:14).
Muhammad menyelewengkan kisah ini dengan mengatakan bahwa Abraham ikut mengantar
Hagar dan Ismael sampai ke Mekkah. Ini tak masuk akal mengingat Abraham tidak mungkin
meninggalkan Sara dan Ishak hanya untuk mengantar Hagar yang sekedar budak saja dan
sempat berdosa karena bersikap sombong, memandang enteng Sara sebagai nyonyanya.
Gurun Bersyeba secara geografis diubah menjadi bukit Shafa dan Marwah. Lalu dikisahkan
 bahwa karena kekuarangan air, Hagar berlari dari satu bukit ke bukit lainnya. Ini lalu dikenal
sebagai upacara Sa'i ketika Muslim naik haji. Dikisahkan bahwa saat Ismael menendang-
nendang pasir, muncullah mata air zam-zam. Jarak antara Gurun Bersyeba dengan bukit Shafa
dan Marwa di Mekkah adalah ribuan mil.
Ketika Ishak berumur 7 tahun, Tuhan memerintahkan Abraham membawa anak itu ke Gunung
Moria, di mana ia harus mempersembahkan anak itu kepada Tuhan sebagai korban. Abraham


patuh kepada perintah Tuhan. Hal ini bukanlah sebuah mimpi seperti yang diceritakan Al-
Qur'an, yang bahkan tidak bernai menyebut nama anak yang diminta Tuhan untuk
dikorbankan bagiNya. "Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
 berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar” (QS 37:102).
Abraham tidak pernah ke Mekah dan tidak pernah mengorbankan Ismael. Seluruh hidup
Abraham dihabiskan di Kanaan, kecuali saat dia berkunjung singkat ke Mesir karena kelaparan
melanda Kanaan.
Ismael juga tidak pernah tinggal di Mekkah seperti yang didongengkan oleh Muhammad
dengan sesuka hatinya. Semua keterangan menjadi rancu dan aneh karena klaim cerita dan
kisah yang dipaksakan. Perhatikan perintah Allah yang amat ganjil berikut.
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia
dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah
Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud” (QS 2:125).
Muhammad meminjam nama Ibrahim untuk memperkuat doktrinnya. Ibrahim tidak pernah
melakukan ibadah sholat seperti yang diajarkan Nabi Muhammad. Abraham tidak pernah
Thawaf, Sa'i, wukuf, tahalul. Tidak mungkin Abraham beribadah mengelilingi bangunan kubus
 bercat hitam (Ka'bah) tujuh kali. Terlebih lagi mencium batu hitam seperti apa yang dilakukan
Muhammad. Dalam ibadah orang Yahudi dan Kristen tidak ada kegiatan mencium batu hitam.
Muhammad menadapatkan inspirasi shalat setelah tahun ke 12 kenabiannya. Jadi selama 12
tahun menjadi Nabi, dia tidak pernah shalat, tidak pernah puasa.
Muhammad naik haji setelah mampu menguasai Ka'bah. Jadi semua bentuk ibadah dalam
Islam tidak ada yang sesuai dengan ibadah orang Yahudi dan Nasrani. Dari Nabi satu ke Nabi
yang lain, semua bentuk ibadah sudah ada sebelum Muhammad itu lahir. Ibadah dalam
kepercayaan Yahudi dan Kristen sudah mapan, sehingga tak perlu naik bouraq untuk
menerima perintah ibadah. Muhammad mendapatkan rangkaian ibadah itu secara berangsur-
angsur.
Selain itu juga terdapa cerita dalam Al-Qur'an di mana Abraham dibakar dengan api oleh Raja
Namruz. Tidak ada Raja Namruz di zama Abraham. Semua kisah itu tak berdasar, karangan
manusia saja, atau bisikan makhluk halus. Tidak ada cerita Abraham dibakar dengan api dalam
Alkitab.
Haleluyah!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar