Rabu, 06 Februari 2019

Buku Saifuddin Ibrahim Dialog Kristen Islam Saifuddin Ibrahim vs Insan Mokoginta Bab 3 Firman Tuhan Tidak Berubah

Bab Tiga
Firman Tuhan Tidak Berubah
Insan Mokoginta sesumbar bahwa kalau ada orang Kristen hafal Alkitab walau satu halaman
saja, maka dia akan memberi hadiah besar. Sedangkan orang Islam bisa hafal seluruh Al-
Qur'an. Apakah dengan begitu membenarkan bahwa Al-Qur'an itu Firman Allah? Bahwa Al-
Qur'an merupakan mukjizat walaupun 95% umat Muslim tidak mengerti artinya? Apakah yang
penting hanya pahala mampu menghafal saja?
Bahasa Arab adalah rumpun bahasa semitik, sama seperti bahasa Ibrani, bahasa Aram (bahasa
ibu Yesus Kristus) dan semua bahasa di sekitar daerah itu. Cara pengucapannya berirama dan
 bersambung, maka mudah untuk dihafal.
Insan Mokoginta tidak tahu bahwa Alkitab juga
dihafal di luar kepala oleh orang Yahudi dalam bahasa Ibrani. Otak orang Yahudi itu lebih
canggih daripada otak orang Arab. Dalam upacara Barmisweh, seorang anak usia 12 tahun
mampu menghafal Taurat di luar kepala, sehingga dia mendapat banyak hadiah yang
dilemparkan padanya oleh keluarganya sebagai rasa gembira. Setelah itu anak tersebut
menghilang untuk mengkaji Alkitab di bawah bimbingan seorang nabi, ulama, atau imam
sampai mereka kenal Firman Tuhan dengan baik. Hal ini serupa dengan upacara khatamal
Qur'an yang saya alami dulu, di mana saya merampungkan membaca Al-Qur'an dari awal
sampai tamat di usia 12 tahun. Setelah itu saya dianggap telah dewasa untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan saya kepada keluarga dan masyarakat. Setelah itu saya
 baru dikenal lagi lewat tulisan² saya di majalah, koran, atau khotbah² di mesjid². Bedanya
sekarang saya lebih dikenal di gereja, internet, karena tulisan dan khotbah saya.
Saudara Muslim berargumen bahwa nabi² terdahulu diutus hanya untuk kaumnya dan Yesus
hanya untuk Bani Israel. Lalu mereka mencari potongan ayat dalam Alkitab untuk mendukung
pendapat picik mereka. Mereka tidak melihat emas yang dihafal oleh semua orang Kristen
 bahwa Yesus menyuruh para muridNYa untuk pergi dan menjadikan semua bangsa muridNya.
Kata semua bangsa itu berarti seluruh dunia. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19).
Saya bertanya: Pak Insan Mokoginta, apakah ayat itu palsu? Apakah Firman Allah itu hanya
untuk Bani Israel? Apakah ayat ini sudah kadaluwarsa? Apakah Firman Tuhan itu tidak
 berlaku lagi? Jangan mengutip ayat semau perut kalian.
Saudara Muslim perlu memperhatikan apa yang saya uraikan berikut ini, bahwa buku² yang
ditulis oleh Insan Mokoginta hanya berisi sampah.
Alkitab adalah satu²nya kebenaran Wahyu. Firman Tuhan tidak pernah berubah dari dulu
sampai sekarang dan selamanya. "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan
 berlalu" (Matius 24:35). Seluruh pengajaran Alkitab itu terjamin kebenaran cerita, sejarah,
doktrin, harmoni, keteraturannya dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Isinya tidak
plin-plan dan selalu konsisten dari kitab Kejadian sampai Wahyu. "Lebih mudah langit dan
 bumi lenyap daripada satu titik dari hukum Taurat batal" (Lukas 16:17). "Rumput menjadi
kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya" (Yesaya 40:8).


Hal ini karena ""Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliannya seperti
 bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk
selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu" (1 Petrus 1: 24-25). "...
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat
kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan
demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2
Timotius 3:15-17)
Apakah ayat² di atas hanya untuk MASA itu saja?
Inspirasi atau Wahyu
Dalam Islam, orang yang tahu persis bahwasanya seuatu wahyu turun hanyalah Muhammad
saja karena tidak ada saksi seorang pun. Para penulis wahyu menulis menurut apa yang
diimlakan oleh Muhammad pada mereka.
Zaid bin Tsabit mengatakan: "Suatu hari saya didekati Muhammad yang lalu berkata: Tulislah
apa yang telah diturunkan kepadaku, "Mereka yang hanya duduk diam di dalam iman tidak
dapat disamakan dengan mereka yang bertempur di jalan Allah. Diantara mereka pada waktu
ia sedang mendiktekannya kepadaku adalah Ibn Ummi Maktum, seorang tunanetra. Ia berkata
kepada utusan Allah, "Tetapi aku buta." Lalu Muhammad berkata kepada Zaid, tambahkan
pada ayat itu, kecuali mereka yang cacat."
(Azzamakhsyari, vol. I, hal. 53)
Apakah ini wahyu Allah atau saran spontan dari sahabat? Silakan Anda pikir sendiri. Hal ini
dapat Anda bedakan jika Anda pernah membaca Alkitab. Ini juga menunjukkan bahwa hanya
Muhammad seorang saja yang menyaksikan perkatannya sendiri sebagai wahyu sambil
mengatasnamakan Jibril. Bahwa Jibril mendapatkan wahyu dari Allah juga tidak bisa
disaksikan siapaun. Nabi² terdahulu selalu mendapat wahyu langsung dari Yang Maha Tinggi
tanpa perantaraan malaikat. Jikalau malaikat sendiri yang berbicara pada orang tersebut, maka
ada saksi yang melihatnya. Kalau memang wahyu itu dari Allah, tentu Jibril akan
memperkenalkan diri saat menyampaikan wahyu yang pertama.
Abdullah bin Sa'd adalah salah seorang penulis wahyu yang dipakai Muhammad, tapi lalu
murtad karena menemukan kenyataan bahwa tidak ada pewahyuan dan tidak ada Jibril.
Abdullah bin Sa'd berkata: "Muhammad sebelumnya selalu berkata kepadaku untuk menulis
pada setiap akhir bagian: ALLAH ADALAH PENYAYANG DAN ADIL, tapi aku menulisnya
dengan PENGAMPUNAN DAN PENUH BELAS KASIHAN. Lalu Muhammad menjawab, "Itu
sama saja" (Muhammad al-Ghozali, A Compelling True Story, Christ, Muhammad and I  , hal. 69).
Akibat kejadian itu, Abdullah bin Sa'd melarikan diri karena terancam akan dibunuh. Ini
perkataan bin Sa'd: Jika Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad, Ia tentu juga akan
menurunkan kepadaku. Ketika Muhammad berkata, 'Allah mendengar dan mengetahui
segalanya', aku menulis: Allah mengetahui dan adil. Jawabnya seperti biasa: 'bin S'ad, tulislah
apapun yang kau kehendaki'. Lalu turunlah ayat berikut: "Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah
diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang
yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan
sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
“Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya" (QS 6:93)
Pembaca tentu tahu resiko yang harus ditanggung bin Sa'd, yakni ancaman bunuh. Jibril selalu
siap dengan ayat untuk membenarkan pembunuhan terhadap bin Sa'd. Apa lagi dosanya
adalah sesumbar bahwa dia bisa menyaingi tuannya sebagai penerima wahyu. Muhammad
tega membunuh orang yang sudah bertahun-tahun menuliskan wahyu untuknya. Semua kitab
sejarah nabi menulis hal ini, tapi Muslim malu untuk membahasnya. Kisah ini membuat saya
merasa miris karena melampaui batas. "Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al-
Qur'an kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?" (QS 43:5)
Tentu masih banyak ayat² Al-Qur'an yang turun dari Jibril karena pengaruh para sahabatnya.
Seperti kisah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Contoh di atas menjadi bukti kuat bahwa Al-
Qur'an sangat diragukan sebagai wahyu Allah. Berikut saya juga tambahkan informasi yang
menguatkan topik ini lewat wanita.
Ummu Salamah adalah salah seorang istri Nabi yang memberikan kontribusi untuk melengkapi
Al-Qur'an. Ummu Salamah bertanya, "Wahai utusan Allah, aku tidak pernah mendengar sosok
wanita dibicarakan setelah masa Hijrah." Lalu turunlah ayat berikut: "Maka Tuhan mereka
memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-
nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang
 berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang
dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku
masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di
sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik”  {QS 3:195).
Ummu Salamah sekali lagi mengusulkan kepada Nabi agar ditambah lagi ayat untuk wanita.
Maka turun lagi pula wahyu dadakan: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar" (QS 33:35). Meskipun sudah ditambah, tetap saja tidak ada
wahyu yang mengatakan bahwa wanita di surga akan menikah dengan bidadara, seperti laki²

akan menikmati fasilitas surga tidur dengan 72 bidadari. Jadi janji² Al-Qur'an hanya untuk laki²
saja.
Tidaklah lengkap kalau kita tidak menulis tentang Aisyah sebagai istri yang selalu dimanja dan
 banyak meriwayatkan Hadits. Diceritakan bahwa: "Aku bersama utusan Allah ketika sebuah
penyerangan sedang berlangsung. Ia seperti biasa melakukan hubungan intim denganku setiap
malam. Tetapi ketika pagi hari tiba, ia tidak menemukan air untuk bersuci, bersembahyang.
Aku berkata kepadanya: "Muhammad, bukankah kita terbuat dari pasir?" Dan ia menjawab,
"Ya, benar." Lalu aku berkata: "Kalau begitu kenapa bingung, engkau dan orang-orangmu
membutuhkan air dan tidak menemukannya, sedangkan pasir selalu ada di sana. Gunakanlah
pasir." Maka turunlah ayat ini: "Hai orang² yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah
kamu dengan tanah yang baik; sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Tayammum adalah membasuh muka dengan debu atau pasir, menggantikan air dalam bersuci
ketika menunaikan sholat. Bagaimana orang bisa bersuci dengan debu? Bukankah itu hanya
menambah diri menjadi semakin kotor? Muhammad membuat syariat sendiri yang tidak
dicontohkan nabi² di Alkitab. Aneh, mau bersih tapi malah dikotori dengan tanah. Syariatnya
siapa ini?
Ada satu doktrin dalam Islam mengenai Al-Qur'an yang berbeda total dengan Alkitab, yaitu
Nasikh-Mansukh atau Hapus-Menghapuskan.
Hapus-Menghapuskan
Doktrin Hapus-Menghapuskan ini ada dalam Al-Qur'an. Ini berarti ada dua Allah yang
membingungkan. Yang pertama adalah Allah yang menurunkan Alkitab, yang kedua adalah
Allah yang menurunkan Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an, Allah seenaknya mengganti ayat yang
telah diturunkan kepada Muhammad dengan ayat yang baru. Dengan demikian, Muhammad
memiliki hak untuk menghapuskan dan membatalkan ayat² di dalam Al-Qur'an sesuai dengan
kehendaknya. Beberapa kritikus menyatakan bahwa tuhannya Muhammad akan membacakan
ayat² lalu membatalkan ayat yang baru saja diturunkan dan menghapuskan dengan ayat yang
lain. Alasannya adalah Allah menggantikan suatu ayat dengan ayat yang lebih bagus. Dan
Allah Maha Kuasa.
Pada satu simpul, keseluruhan panggilan kenabian Muhammad harus diteliti secara kritis.
Semua thema pengajarannya bisa dites, diteliti, diuji. Setelah Muhammad hijrah ke Yatsrib,
yang sekarang dikenal sebagai Madinah, Muhammad banyak mendapat tantangan dari kaum
Yahudi dan Nasrani, dan mereka sudah mendengar ayat² Qur'an yang diturunkan. Kaum
Yahudi dan Nasarani memberikan pertanyaan² diagnosa mengenai ajaran kenabian kepada
Muhammad. Mereka sangat mengenal gaya dan kebiasaan Muhammad tatkala menyampaikan wahyu kepada pengikutnya. Ia terbiasa membatalkan atau menarik suatu ayat tidak lama
kemudian. Karena kebiasaan ini, maka orang² Yahudi dan Nasrani menjadi bingung dan
 bersikap plin-plan. Mereka tidak bisa larut sepenuhnya ke tengah Muslim, tapi juga tidak bisa
meninggalkan Yesus Kristus. Bagaimana bisa larut kalau melihat Al-Qur'an semacam ini?
Satu²nya cara adalah menjadi bunglon atau munafik. Muhammad menempelkan sifat munafik
kepada mereka yang terpaksa diterima. "Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami
 beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada
penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan
mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain telah beriman”. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang
yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang
 beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-
syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami
hanyalah berolok-olok” (QS 2:8-14).
Seperti biasanya, Jibril selalu siap siaga untuk menolong Muhammad keluar dari dilema, serta
meyakinkan orang² bahwa Allah-lah, dan bukan Muhammad, yang menghapuskan ayat itu.
"Ayat mana saja yang Kami nasakhkan (hapuskan), atau Kami jadikan lupa kepadanya, Kami
datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?" (QS 2:106). Memang
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tapi bukan untuk menghapus ayat yang sudah
disampaikan. Memang Allah Maha Kuasa melakukan segala perkara, tapi tidau untuk
mengubah hukum yang sudah ditetapkan sejak awal mula dunia diciptakan. Al-Qur'an telah
mengubah semua hukum dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Lokasi, musim, geografi,
semua dikacaukan oleh Al-Qur'an. Inikah buku yang disebut sebagai penyempurna Alkitab?
Menyempurnakan dengan cara menghapus dan menggoibkan ayat² yang telah disampaikan?
Apakah Al-Qur'an yang seperti ini bisa dianggap sebagai mukjizat?
As-Suyuthi dalam Al-Itqan mengakatan "pencabutan berarti penghapusan atau pembatalan."
Penghapusan berarti perubahan seperti yang digunakan dalam Surat Alhajj (22) ayat 52. Dr.
Ahmad Shalabi menuturkan bahwa pencabutan berarti menggoibkan alias menghilangkan
sesuatu dan menggantikannya dengan sesuatu yang lain. "Dan apabila Kami letakkan suatu
ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang
diturunkan-Nya, mereka berkata: “Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan
saja”. Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui" (QS 16:1010). Ini salah satu ayat yang
menyebabkan orang² Yahudi mentertawakan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad
karena ayat²nya bisa digantikan.
Tetapi bagaimana mungkin Tuhan bisa keliru menurunkan wahyu dan menggantikannya
dengan yang lain dan memberikan yang lebih baik? Kemudian setelah beberapa hari diubah
lagi? Apakah wahyu Allah yang baru itu lebih bagus daripada yang lama? Ini membuktikan
kalau Tuhannya Muhammad itu tidak Maha Tahu dan tidak Maha Kuasa, dan adalah Allah
yang sewenang-wenang mengubah ayatnya. Anda tidak bisa mencari ayat yang menghapus
ayat lain dalam Alkitab.
Masih adakah saudara Muslim yang berani menuduh Alkitab telah dipalsukan? Padahal sudah
 jelas bahwa tidak ada kasus Hapus-Menghapuskan dalam Alkitab dan tak ada bukti orang²
Kristen mengubah Alkitab.
Bila kita membaca Al-Qur'an dengan seksama, lalu membaca Alkitab, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa ada dua Allah: Allah yang menurunkan Al-Qur'an dan satu lagi adalah
Allah yang menurunkan Alkitab. Belum lagi jika ditambah bahwa isi Al-Qur'an itu saling
 bertentangan, dan ini berarti Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an juga bukan satu, tapi
lebih. Atau setidaknya Allah bingung dalam menyampaikan wahyu. Allah yang menurunkan
ayat Al-Qur'an yang lama itu berbeda dengan Allah yang menurunkan ayat Al-Qur'an yang
 baru dan juga bertentangan dengan Allah yang mewahyukan Alkitab.
Itulah sebabnya ketika orang² Yahudi dan Nasrani diberi kitab Al-Qur'an untuk dibaca, mereka
membuang kitab (Al-Qur'an) di belakang punggung mereka. Hal ini sama seperti saya yang
sudah tidak percaya lagi dengan Al-Qur'an sehingga tidak sholat lagi sampai jidat hitam. "Dan
setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab)
yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan
kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu
adalah kitab Allah)" (QS 1:101).
Para sarjana Muslim yang sudah mendalami Alkitab tidak mungkin lagi bisa percaya pada Al-
Qur'an. Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan media massa telah mengubah wajah dunia
dan keimanan manusia. Siapa saja boleh membuka buku² Hadis Sohih dan bisa membaca
sejarah Muhammad dengan bebas di internet. Termasuk juga keterangan bagaimana
Muhammad mengerahkan tentara untuk membunuh orang² Yahudi dan Nasrani tanpa belas
kasihan. "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan
mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka
terima" (QS 3:187). Tapi ketika orang Yahudi dan Nasrani menerangkan isi Alkitab bahwa tidak
ada nubuatan mengenai Muhammad, dia marah.
Allah yang menurunkan Al-Qur'an menuduh Alkitab sudah dipalsukan. Tapi di sisi lain Allah
dalam Al-Qur'an memuji-muji Alkitab sebagai cahaya.
Apakah Al-Qur'an itu Firman Allah? Ataukah itu adalah ucapan Nabi? Mari kita baca ayatnya:
        innahu laquli rasuulin kariim yang berarti "sesungguhnya Al-Quran itu
perkataan rasul yang mulia" (QS 69:40). Perkataan ini sama dengan ayat lain dalam Surat At Takwir (81) ayat 19 yang berbunyi         "sesungguhnya Al Quran itu benar-benar
firman utusan yang mulia". Beberapa ayat Al-Qur'an saya tuliskan dalam bahasa Arab supaya
pembaca meneliti lebih lanjut dan lihat bagaimana penerjemah mengalihbahasakan.
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia banyak yang diplintir, dipelesetkan, dikasih
tanda dalam kurung. Saya juga sertakan cara membacanya bagi yang tidak dapat membaca
huruf hijaiyah.
Dalam pernyataan Alkitab sebagai Firman Tuhan semesta alam, dinyatakan dengan sangat
tegas bahwa tidak mungkin Firman Tuhan berubah, dan FirmanNya tidak dipercayakan
kepada bangsa lain. Orang Yahudi dan Kristen sudah mempunyai patokan buku yakni Alkitab,
yang sekarang di tangan kami ini, dan sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir di dunia dan
 juga sudah dimiliki oleh orang² Arab. Jadi kitab ini tidak mungkin dipalsukan seperti tuduhan
Al-Qur'an yang tanpa alasan dan tanpa bukti. Kalau dilakukan penelitian sekalipun, niscaya
tidak mungkin terbukti.
Berikut ini adalah beberapa istilah yang dipakai Al-Qur'an untuk menuduh Alkitab telah
dipalsukan, sebagai dakwaan dan alasan, preseden sebelum orang Yahudi dan Kristen
dihancurkan:
1. Segolongan Ahli Kitab
Bahwasanya ada segolongan Ahli Kitab yang telah memalsukan isi Alkitab dan berusaha
menyesatkan orang Islam. "Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal
mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak
menyadarinya" (QS 3:69). Segolongan, kata ayat itu. Golongan yang mana? Tidak ada
penjelasannya! "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui?" (QS 2:75). Masih banyak lagi ayat serupa itu di
Al-Qur'an.
2. Sebahagian Diantara Mereka
"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal
Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian
diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui" (QS 2:146). Kata
"sebahagian" ini menimbulkan tanda tanya besar tentang siapakah yang telah
menyembunyikan Alkitab? Dan sejauh mana sebahagian Ahli Kitab mengetahui ciri²
Muhammad? Hal ini tidak bisa dilacak oleh siapapun. "Dan apabila diturunkan suatu surat,
maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu
yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman,
maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira" (QS 9:124). Tapi saya bilang
kepada anak² saya yakni Saddam Husain dan Mu'ammar Kadafi: "Kalian anak²ku akan kecewa
menjadi Muslim, karena kalian akan dibelenggu oleh roh agamawi yaitu kesulitan
melaksanakan kewajiban agama, misalnya sholat lima waktu. Atau keinginanmu untuk naik
haji. Abi bukan tidak mau memberikan ONH, tapi lebih baik dipakai untuk kuliah S-3 supaya
kalian pintar."

3. Memutar-mutar Lidahnya
"Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al
Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan
dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia
 bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui" (QS
3:78). Ini teknik yang sangat akurat untuk menimbulkan kerancuan supaya kaum awam
percaya bahwa Alkitab telah dipalsukan. Bagaimana cara membaca dengan memutar-mutar
lidah? Siapakah orang Yahudi dan Nasrani yang membaca Alkitab dengan memutar-mutar
lidahnya? Maksud sebenarnya apa? Apakah ini artinya membaca sambil mempelesetkan
 bacaannya? Ayat apa saja yang dibaca dengan memutar-mutar lidah? Tidak ada penjelasan
apapun dari Muhammad. Ini adalah sebuah tuduhan sadis yang datang dari Allahnya
Muhammad.
4. Apakah Kamu Tidak Melihat Orang² yang ...
"Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)?
Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu
tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar)" (QS 4:44).
Pada ayat ini dinyatakan bahwa yang disembunyikan adalah isi Alkitabnya. Bagian Alkitab
manakah yang telah disembunyikan itu? Dipastikan tidak ada seorang pun sarjana Muslim
yang mampu menjawab hal ini, apalagi Insan Mokoginta yang tidak memiliki kapasitas untuk
menjawabnya. Bahagian Alkitab mana yang dijual dengan kesesatan?
5. Al-Qur'an adalah yang Membenarkan Alkitab
"Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami
turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah
muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah
mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti
 berlaku" (QS 4:47) Allah akan memutar muka orang Ahli Kitab yang tidak percaya kepada Al-
Qur'an. Dengan begitu, orang yang tidak percaya kepada Al-Qur'an badannya akan berjalan ke
depan, tetapi mukanya menghadap ke belakang. Wah, itu pasti orang yang telah dipancung
oleh teroris, kemudian dioperasi dokter, tapi salah melakukan operasinya sebab waktu
dioperasi pasiennya tidur telungkup. Hasil operasinya adalah seperti yang dijabarkan di ayat
itu. Muhammad menggunakan kata KAMI karena dia tidak berani menggunakan kata ALLAH
secara langsung untuk tujuan² politis tersembunyi. Pembaca boleh melihat susunan redaksi
dalam Al-Qur'an.
6. Nabi Mengajak Orang Yahudi dan Nasrani Bermubahalah
Mubahalah adalah semacam sumpah pocong. Sumpah ini dilakukan oleh dua pihak yang
 bertikai dan Allah akan mengutuk pihak yang kedapatan berbohong. "Siapa yang
membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka
katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-
isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita
 bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-
orang yang dusta" (QS 3:61). Informasi yang disampaikan Al-Quran dan Alkitab berbeda jauh.
Contohnya adalah keterangan tentang Isa Almasih. Al-Qur'an mengatakan Yesus lahir di
bawah pohon korma, sedangkan Alkitab mengatakan Yesus lahir dalam palungan di kandang
domba. Al-Qur'an mengatakan ibu Yesus adalah Maryam saudara Harun, kakak Musa. Hal ini
tidak mungkin karena Maryam yang mengandung Yesus hidup 1500 tahun sesudah Miryam
saudara Harun. Adakah ulama Islam yang mampu menjawab kekacauan sejarah Isa Almasih
ini dengan data akurat sepaya saya masuk Islam lagi? Kalau begitu, siapakah yang berbohong?
Alkitab atau Al-Qur'ankah yang berbohong? Orang Kristen tidak perlu sumpah pocong atau
 bermubahalah. Alkitab berkata: "Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu
 bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah
kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena
hukuman" (Yakobus 5:12). Atau apakah Pak Insan Mokoginta mau menolong saya? Tidak perlu
 bermubahalah, Pak Insan, tapi saya hanya boleh memiliki satu istri, maka jelas saya kalah, Pak!
Belum lagi jika anak² kita dikumpulkan untuk bermubahalah, bisa KO saya. Anak saya tiga
orang dari satu istri, sedangkan Pak Insa mempunyai 12 anak karena boleh dari empat istri.
Saya kalah, Pak. Tapi kalau saya hidup di zaman Muhammad, saya pasti siap bermubahalah
dengan kaum Muslimin.
7. Nama² Murid Yesus Disebut Hawariyyun
"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin
(sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman
kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah
diri" (QS 3:52). Inilah gaya bahasa dan istilah² Al-Qur'an yang tidak mau 'jlimet' untuk
menyebut nama² murid Yesus. Satu orang yang diserupakan Allah menggantikan Yesus di atas
kayu salib, tapi tidak disebutkan siapa nama orang itu. Dengan redaksi semacam ini, Allah
yang Maha Tahu menjadi tidak 'tahu' nama orang yang diserupakan tersebut. Masih banyak
istilah² mengambang lainnya dengan tujuan bias untuk merusak nilai Alkitab yang ada di
tangan orang Yahudi dan Kristen. Akhirnya, semua isi Al-Qur'an yang berkaitan dengan
Alkitab tidak bisa dipercaya, mengambang, mendua, penuh misteri, teka-teki. Hal ini berbeda
 jauh dengan Alkitab yang isinya jelas, terus-terang. "Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan
dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah
kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" (Bilangan 12:8). "Jawab Yesus kepadanya: "Aku
 berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait
Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-
sembunyi" (Yohanes 18:20).
Setelah berhasil menuduh Alkitab telah dipalsukan, barulah Muhammad punya alasan untuk
menyerang mereka, karena orang² Yahudi dan Kristen yang telah memalsukan Alkitab adalah
kafir. Seluruh isi Surat² Madaniyah hanyalah kesibukan Allah menjawab sanggahan dan
penolakan orang Yahudi dan Nasrani terhadap kenabian Muhammad. Kewalahan sudah Nabi
dan penulis wahyu dalam membantah dan membela diri atas nama Allah. Jibril dengan segera
memberi solusi dengan membacakan ayat². Contohnya pada saat orang Yahudi dan Nasrani
 bertanya tentang roh, maka turunlah wahyu: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit” (QS 17:85). Muhammad tidak bisa menjawab pertanyaan tentang Roh dari
orang Yahudi dan Nasrani. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membahas dengan terperinci dan jelas bagaimanakah hidup menurut roh, bagaimana membedakan roh, apakah hukum roh,
 bagaimana fenomena roh, apakah yang bukan hakekat roh. Andaikata Al-Qur'an itu dari Allah
maka tentunya mengandung jawaban semua ketubuhan orang² yang mau percaya kepada
firman Tuhan. Tapi jawaban Allah malahan membuat orang putus asa dan malas untuk
 bertanya lagi, padahal mereka mau mencari jawaban. Muhammad melarang kaum Muslimin
 banyak bertanya dengan alasan orang Yahudi dan Nasrani dihancurkan oleh Allah sebab
mereka banyak bertanya kepada nabi mereka. Itulah sebabnya Muhammad mengeluarkan
ucapan bahwa ada tiga perkara yang dibenci Allah: (1) Menghamburkan harta; (2) Banyak
 bicara; (3) Banyak tanya² tentang agama (Hadis Shohih Bukhari, jilid II, hal. 763).
Al-Qur'an juga menggunakan kata² umpan untuk mengaburkan karakter kehidupan sosial
orang Yahudi dan Nasrani waktu itu, dengan menyebut mereka sebagai: ingkar, kepala batu,
najis, kafir, telah membunuh para nabi, makan riba. Bahkan Al-Qur'an menggunakan sumpah
serapah agar orang Yahudi menjadi ciut nyalinya. Hal ini dilakukan agar orang² Yahudi dan
Nasrani tidak mengolok-olog lagi wahyu yang diturunkan kepada Muhammad. Al-Qur'an
menggunakan kata² keras terhadap yang belum beragama dan juga kaum Ahli Kitab (Yahudi
dan Nasrani): "Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk" (QS 98:6).
Begitulah cara² Al-Qur'an untuk mencari alasan bagi Muhammad mengusir orang² Yahudi dari
kampung halaman mereka. Dan ini juga dilakukan Muhammad agar orang Yahudi dan Nasrani
percaya kepada Al-Qur'an. "Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari
malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi
orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang
yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-
orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit
dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini
sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada
yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah
peringatan bagi manusia" (QS 74:31).
Selain tidak tahu tentang roh, Muhammad juga tidak tahu tentang malaikat. Jumlah 10 orang
malaikat yang disebut dalam Islam berikut nama²nya itu adalah malaikat² yang dibuat oleh
Muhammad. Muhammad mengaku tidak tahu menahu mengenai malaikat: "Aku tiada
mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala’ul a’la (malaikat) itu ketika mereka
 berbantah-bantahan" (QS 38:69). Bukti akan hal ini tampak saat wahyu pertama turun di mana
 Jibril tidak memperkenalkan diri. Nama Jibril baru dikenal Muslimin setelah tiga tahun
kemudian. Haleluyah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar